Ah.. Hari ini begitu terasa panjang.
Sudah sekian detik dari tadi merasa ada yang berbeda, berbeda dari yang kemarin-kemarin.
Merasa sesuatu yang berkelok itu terasa menggapai - gapai naluri tak senonoh. Mencoba mereka-reka seksual seorang homo sapiens ini, ketika kesigapan untuk melacur menjadi tujuan penting, paling penting mungkin.
Meneroboslah ketika itu, diantara labyrinth elektron nan panjang yang berbuih bagai seekor makhluk lonjong bulat yang bermata merah sedang mempermainkan mangsanya.
Mencabik setiap bagian organ tubuh vital makhluk malang yang meradang, meminta sedikit balas kasihan, namun si Pemangsa bertubuh lonjong tak peduli, mata merahnya menunjukkan demikian.
Inchi demi inchi tubuh si Malang habis, entah kemana larinya.
Begitu juga dengan dunia yang sekarang, yang penuh dengan lacur memang terasa menyenangkan, apa lagi terlibat didalamnya, melacurkan semuanya, ikut pula berjudi, mempertaruhkan nilai lacur itu. Nilai lacur yang secuil mungkin bisa menjadi harapan, mencari sela diantara sampah-sampah busuk.
Requiem ini pun terasa hambar, tak berasa, kecut, sekecut mereka juga yang menjilat ludah sendiri.
Hari yang cukup panjang memang.
Tapi tunggu, dulu ini pasti berbeda dari apa yang terjadi ketika sudah-sudah. Secara apa yang terjadi dulu, nilai erotisme ketika itu.
Ugh.. hari yang panjang, nenek tua disamping ini pun ikut terkekeh mengiyakan dengan ringkihan kudanya.
Melacurlah... sebelum dilacurkan!
Friday, 9 May 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Insert Ur Comment!