Di awal permainan setiap pemain dibekali dengan 6 buah kartu dengan ilustrasi yang berbeda. Seorang pemain kemudian berperan menjadi sang pendongeng (dilakukan secara bergantian). Ia memulai permainan dengan memilih salah satu kartu yang ia miliki. Sang pendongeng kemudian mengucapkan sebuah kalimat (bisa satu kata atau lebih, atau bahkan bisa hanya suara) yang sesuai dengan ilustrasi/gambar pada kartu yang ia pilih.
Setelah sang pendongeng selesai mengucapkan kalimatnya, setiap pemain lain (yang juga memiliki 6 kartu) kemudian memilih salah satu kartu yang ia miliki, yang menurutnya paling sesuai dengan dongeng yang telah diceritakan sebelumnya. Kartu tersebut kemudian diserahkan tertutup pada sang pendongeng. Sang pendongeng kemudian mencampur semua kartu yang ia terima dengan keenam kartu miliknya sendiri. Seluruh kartu kemudian dikocok dan kemudian dibuka agar bisa dilihat oleh semua pemain lainnya. Setiap pemain kemudian coba menebak kartu milik sang pendongeng yang diawal permainan dijadikan bahan utama dari kalimat yang ia ucapkan.
Jika semua pemain tidak dapat menemukan kartu sang pendongeng maka sang pendongeng mendapat 0 poin dan setiap pemain lain mendapat 2 poin. Hal yang sama juga berlaku jika semua pemain mampu menebak dengan benar kartu yang menjadi pilihan sang pendongeng. Jika ada minimal satu pemain (tetapi tidak semua) yang mampu menebak kartu sang pendongeng maka sang pendongeng dan pemain yang menebak dengan benar mendapat 3 poin. Setiap pemain mendapat 1 poin jika ada pemain lain menyangka kartu miliknya adalah kartu milik sang pendongeng.
Penjelasan di atas adalah gambaran detail mengenai mekanisme permainan salah satu #boardgame paling fenomenal: Dixit. The beauty of simplicity, keindahan dari suatu kesederhanaan mungkin adalah gambaran yang paling tepat dari Dixit. Keseluruhan mekanisme permainannya yang sederhana bisa kita pahami dalam waktu sangat singkat dan karena kesederhanaannya itulah Dixit menjadi begitu digemari dan berhasil memperoleh banyak penghargaan bergengsi.
Di tahun 2009 Dixit berhasil memperoleh penghargaan Golden ace (penghargaan boardgame terbaik di Prancis) dan Juego del Año (penghargaan boardgame terbaik di Spanyol). Pada tanggal 28 Juni 2010 lalu Dixit juga berhasil memperoleh penghargaan Spiel des Jahr 2010 (penghargaan boardgame terbaik di Jerman) yang merupakan suatu penghargaan paling bergengsi dan menjadi dambaan seluruh game desainer.
Dixit merupakan boardgame perdana dari Jean-Louis Roubira yang dipublikasikan. Didukung dengan ilustrasi yang sangat menarik dari Marie Cardouat, Jean-Louis Roubira telah berhasil mengangkat nama negaranya (Prancis) sebagai salah satu negara penghasil boardgame berkualitas.
Mungkinkah suatu hari nanti boardgame desainer Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama? Penulis yakin akan hal tersebut, bahkan mungkin dalam waktu dekat salah satu boardgame lokal kita akan mulai dikenal secara internasional. Bagaimana menurut Anda?
Penulis, Eko Nugroho, adalah editor kummara.com dan Staf Pengajar Statistika di Universitas Padjadjaran, Bandung.
( wsh / wsh )
[Source]
Dixit, Game Terbaik 2010
Thursday, 22 July 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Insert Ur Comment!