Berkali-kali isu yang ramai diperbincangkan di dunia internet langsung direspons serupa di dunia nyata. Ada empat alasan mengapa tema hangat di dunia maya juga akan menjadi perbincangan besar di dunia nyata.
"Pertama, isu yang dilempar harus ada korban," kata blogger Enda Nasution dalam seminar "Politik dan Bisnis Media Baru", Hotel Nikko, Jakarta, Rabu 4 Agustus 2010.
Untuk alasan pertama ini, kata Enda, isu yang mengemuka harus memiliki korban. Karena, ketika ada sosok yang menjadi korban namun diyakini khalayak tak bersalah, maka ia akan mudah menjadi isu yang besar di dunia maya. Setelah itu pasti akan diikuti dunia nyata.
"Kedua, bantuan media mainstream seperti media nasional, cetak, radio, online, hingga televisi," kata Ketua Panitia Pesta Blogger pertama tahun 2007 ini.
Enda menilai, hubungan blogger atau pengguna microblogging Twitter dan pers di Indonesia sejauh ini sangat baik. Kondisi ini berbeda dengan di luar negeri.
"Pasalnya, blogger dan pers memiliki visi yang sama, memperjuangkan sesuatu yang dianggap benar," ujar pria yang pernah meraih The Hottest Creative Person se-Asia oleh Campaign Brief Asia untuk tahun 2002 dan 2003 ini.
Alasan Ketiga adalah konten atau isi. Enda berpendapat, kunci pesan yang disampaikan dalam isu itu harus kuat. Idenya bisa menangkap kebutuhan dan kepentingan publik.
"Keempat, peran social media sebagai alat untuk menyebarkan pesan ke orang banyak atau khalayak. Misalnya, Facebook Groups, Twitter dengan hastag (#) tertentu, SMS, dan sebagainya," jelasnya.
Ada beberapa kasus yang ramai diperbincangkan di dunia nyata yang berangkat dari isu di internet. Isu itu antara lain kasus Prita Mulyasari, video porno Ariel 'Peterpan' dan yang terakhir adalah fenomena 'Keong Racun' dari Sinta dan Jojo. (umi)
[Source]
Ramai di Internet, Besar di Dunia Nyata
Wednesday, 4 August 2010di 10:23 pm
Label: Facebook, i-Net, Urban Life
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Insert Ur Comment!